Ekonomi kreatif dapat menciptakan sumber daya manusia sebagai modal utama dalam sebuah perkembangan yang berawal dari gagasan dan pemikiran. Sistem ekonomi kreatif diyakini mampu menjadi solusi dalam mengatasi penekanan tingkat pengangguran dan sebagai alternatif dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Indonesia yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki potensi bonus demografi yang sangat besar pada tahun 2020-2030, mempunyai potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreatif. Bonus demografi merupakan potensi keuntungan pada pertumbuhan ekonomi ketika jumlah penduduk usia produktif melebihi jumlah usia penduduk non-produktif.

Generasi Milenial dan Teknologi
Teknologi digital saat ini telah menjadi bagian hidup kaum milenial yang sangat bergantung pada penggunaan internet untuk seluruh kegiatan mereka. Urgensi peranan teknologi bagi kaum milenial telah berdampak pada segala aspek kehidupan, baik dalam segi sosial, ekonomi, pendidikan, maupun pemenuhan kebutuhan.
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2018
Memasuki era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, menjadikan masa depan akan mengalami perubahan-perubahan secara dinamis. Beberapa perubahan tersebut diprediksi akan terjadi di berbagai aspek kehidupan seperti sektor industri, pemerintahan, pendidikan, dan lain sebagainya. Oleh karena hal tersebut, tantangan baru yang dihadapi oleh koperasi di Indonesia terasa sangat kompleks dan rumit. Hal ini disebabkan adanya perubahan gaya hidup masyarakat khususnya generasi milenial. Pola dan gaya hidup tersebut bercirikan pada segala sesuatu yang sifatnya cepat, mudah, murah, nyaman dan aman.

Koperasi dan Teknologi
Koperasi pada era revolusi industri 4.0 harus beradaptasi dan bertransformasi dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa dinamis. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam transformasi koperasi adalah membangun karakter kreatif dan inovatif bagi insan penggerak koperasi. Kreatifitas merupakan kamampuan untuk menciptakan gagasan dan menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovatif mengharuskan insan koperasi dapat bertindak berbeda dengan insan yang lain serta mampu menciptakan hal-hal baru yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan insan yang memiliki karakter tersebut, dapat mendorong koperasi untuk memulai transformasi dalam menata organisasi dan strategi bisnisnya sesuai perkembangan industri 4.0.
Proses bisnis koperasi harus diiringi dengan program pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus, pengelola, pengawas, dan pembina. Pendidikan dan pelatihan diharapkan dapat menyelesaikan masalah mendasar di koperasi, seperti lemahnya pengelolaan organisasi dan manajemen, ketidakmampuan memahami tentang jati diri koperasi, kurang mampu memanfaatkan peluang usaha serta akuntabilitas yang rendah. Kelemahan tersebut dapat tercermin dari :
#1. Layanan koperasi melenceng dari jati diri koperasi
#2. Ketiadaan rencana strategis koperasi dan belum adanya Standart Operational Procedure (SOP)
#3. Lemahnya fungsi perencanaan dan pengendalian
#4. Kurangnya transparasi antara anggota dengan pengelola koperasi
#5. Lemahnya strategi bisnis dengan anggota dan calon anggota
#6. Kurangnya kerjasama antar koperasi, koperasi dengan pemerintah dan pelaku usaha lainnya.

Konvergensi koperasi berbasis teknologi dapat di transformasikan melalui industrialisasi media komunikasi dengan tujuan untuk memperluas akses bisnis yang efektif sehingga dapat menaikkan skala keuntungan yang maksimal. Digitalisasi koperasi dalam masyarakat melibatkan proses spasialisasi, yaitu proses penembusan batasan ruang dan waktu dalam kehidupan sosial. Strukturasi media digital dan koperasi dapat membawa hubungan yang erat antara insan koperasi dan masyarakat luas.
 
Karakteristik Koperasi Milenial
#A. Koperasi milenial seperti Kopma (koperasi mahasiswa) dan Kopsis (koperasi siswa) merupakan koperasi yang dikelola oleh para pelajar
#B. Keanggotaanya bersifat sukarela dan tertutup (hanya untuk pelajar) melalui mekanisme rekruitmen
#C. Kopma dan Kopsis bertujuan untuk dapat menumbuhkan mental entrepeneurship (kewirausahaan)    peserta didik
#D. Keberadaan Kopma dan Kopsis selain untuk kepentingan bisnis, juga bertujuan sebagai wadah dan sarana belajar dalam mengelola suatu usaha
#E. Bidang usaha perdagangan ritel alat tulis, makanan dan minuman, foto copy, penjilidan, dan lain sebagainya
#F. Sistem akuntansi dan administrasi masih manual dengan transaksi relatif kecil
#G. Belum sepenuhnya mempunyai pedoman SOP yang mengatur tentang organisasi dan manajemen

Rebranding Koperasi
Koperasi agar diminati oleh kaum milenial harus melakukan rebranding. Persepsi milenial harus dirubah bahwa menjadi anggota koperasi adalah "keren". Oleh karena itu, diperlukan perencanaan strategis agar koperasi diminati oleh kaum milenial. Bisnis koperasi harus mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah masuk era digital pada saat ini. Transaksi melalui media sosial harus mulai dilakukan dengan memanfaatkan platform digital.
Rebranding dapat diterapkan dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Sehingga akan menghasilkan efisiensi bisnis yang memberikan keuntungan pada anggota koperasi.
Langkah strategis yang harus ditempuh dalam proses rebranding :
#1. Menerapkan prinsip tata kelola koperasi yang baik (akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kemandirian)
#2. Inovatif dan kreatif dengan ide serta konsep brilian yang dapat dieksekusi
#3. Jejaring informasi dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, pengggunaan media sosial untuk mempromosikan produk dan jasa, penggunaan platform digital untuk transaksi online

Pengembangan Koperasi Generasi Milenial
Tahapan paling dasar dalam pengembangan koperasi generasi milenial dapat dimulai dari program pendidikan mata pelajaran kewirausahaan, kompetisi ide bisnis, dan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Sehingga nantinya akan menghasilkan jiwa berwirausaha yang selanjutnya akan menumbuhkan kewirakoperasian.
Pengembangan jalur koperasi kaum milenial :
#1. Student Co-Op
Koperasi milenial yang memanfaatkan kemampuan kewirausahaan menjadi anggota sehingga akan tumbuh kewirakoperasi sekolah atau kampus sebagai wadah berhimpunya mileial yang mempunyai jiwa kewirausahaan
#2.Worker Co-Op
Koperasi milenial dapat memanfaatkan alumni yang mempunyai jiwa kewirausahaan atau yang bekerja tetapi mempunyai minat tetap menjadi anggota koperasi.

Penerapan Teknologi untuk Pemasaran Produk Koperasi Milenial
Dalam upaya memacu perkembangan dan pertumbuhan bisnis koperasi milenial, diperlukan suatu cara atau metode untuk meningkatkan penjualan mereka. Langkah konkrit yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan media digital seperti marketplace atau online shopping yang telah berkembang pesat pada saat ini.
Marketplace memiliki konsep seperti pasar tradisional yang seakan-akan berada di internet. Masyarakat khususnya kaum milenial lebih menyukai belanja online daripada konvensional karena cenderung lebih praktis, modern, dan dapat dilakukan setiap waktu.  Hal ini tentunya dapat memberikan peluang besar bagi insan penggerak koperasi milenial untuk dapat bekerja sama dengan marketplace guna meningkatkan dan memperluas jangkauan pemasaran produk koperasi. Contoh marketplace terbesar di Indonesia adalah Tokopedia, Bukalapak, BliBli, JD.ID, Shopee, Lazada, dan Elevania.

**Kunci kemajuan sebuah negara adalah kemampuan generasi milenial dalam menghadapi segala tantangan. Generasi milenial sebagai agen of change memiliki tanggung jawab dan peran yang besar dalam perkembangan perkoperasian Indonesia. Teknologi yang saat ini berkembang secara pesat, dapat memudahkankan menemukan cara-cara baru untuk menciptakan ekonomi-ekonomi kreatif yang dapat mensejahterakan masyarakat. Melalui koperasi berbasis teknologi, tidak sulit rasanya untuk merubah Indonesia menjadi negara maju yang sejahtera, Romadhon Ilham Imani.